Oleh : Miskun, S.Pd. M.Pd
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ
وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاءً وَاتَّقُوا
اللَّهَ الَّذِي تَتَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ
عَلَيْكُمْ رَقِيباً.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا
سَدِيدًا ، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا.
أَمَّا
بَعْدُ، فَيَا آيُّهَا الحَاضِرُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ
وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ
Maasyiral muslimin Jamaah jum’ah rahimakumullah,
Dalam kehidupan umat manusia tidak akan lepas dengan beberapa hal yang
terus akan melekat disetiap waktunya :
1.
Setiap mahluk yang Alloh
SWT ciptakan pasti akan mendapat jaminan rizki secara sempurna tanpa kurang
sedikitpun. Binatang melata sekecil apapun tidak ada yang lepas dalam jaminan
Alloh SWT.
Oleh
karena itu manusia harus meyakini seyakin-yakinya bahwa kenikmatan yang kita
terima adalah karunia yang Alloh
titipkan. Sikap dan tugas manusia terhadap karunia ini adalah hanya focus mensyukurinya, maka
tenggelamkan diri ini setiap saat bersyukur kepada Alloh SWT. Tugas Mensyukuri
karunia Alloh SWT ini, menurut ahli hikmah bukan saja nikmat yang kita sukai akan
tetapi mensyukuri karunia yang tidak mengenakan menurut pandangan kita. Karena
bisa jadi buruk menurut penilaian kita tapi baik menurut pandangan Alloh begitu
juga sebaliknya.
وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ
أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا
تَعْلَمُونَ
"Boleh jadi kamu membenci
sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai
sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui," (QS Al-Baqarah: 216).
Jadilah Ahli syakur bukan sekedar syukur.
Karena kalau syukur hanya berterimakasih Ketika diberi nikamta kesenangan dan
sedangkan makom syakur menerima dengan indah dan ikhlas setiap episode yang
Alloh SWT tetapkan padanya. Baik suasana
senang, susah, indah dan pahit dihadapi dengan penuh keridhoan. Itulah orang
yang mampu membangun sudut padang postif di setiap kejadian.
Ada jaminan sangat menarik bagi mereka yang
mau mensyukuri segala karunia dariNya dengan penuh keikhlasan, penuh keridhoan
KepadaNya.
Al Qur’an Surat Ibrohim ayat 7:
وَإِذْ
تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ
عَذَابِى لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga),
tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami
akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"
Maasyiral muslimin Jamaah
jum’ah rahimakumullah,
2.
Kehidupan manusia
tidak akan lepas dengan yang namanya ujian termasuk Musibah,
Melalui
FirmanNya Alloh SWT menegaskan tentang hal ini dalam (QS
al- Anbiya': 35).
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ
وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۖ وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
"Setiap jiwa pasti akan mati. Dan,
Kami uji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan; dan kepada
Kamilah kalian dikembalikan."
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ
(Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati)
Yakni akan terpisah dari jasadnya, sehingga
tidak ada satupun makhluk bernyawa yang akan hidup kekal abadi.
وَنَبْلُوكُم بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ
فِتْنَةً ۖ(Kami akan menguji kamu dengan keburukan
dan kebaikan sebagai cobaan)
Ibnu ‘Abbas berpendapat, makna ayat ini
adalah Kami akan menguji kalian dengan kesengsaraan dan kesejahteraan, sehat
dan sakit, kekayaan dan kemiskinan, haram dan halal, ketaatan dan kemaksiatan,
serta hidayah dan kesesatan. Yakni agar Kami melihat bagaimana rasa syukur dan
sabar kalian.
وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ (Dan hanya kepada Kamilah kamu
dikembalikan) Kemudian Kami akan membalas kalian atas amal perbuatan kalian
Untuk menghadapi kepastian akan adanya
ujian ini manusia diminta hanya satu yaitu: bersabar. Begitu
banyak ayat-ayat alqur’an menjelaskan tentang fadhilah / manfaat bersabar:
Qur’an Surat Ali Imran ayat 200, Alloh
menjanjikan orang yang bersabar akan mendapat keberuntungan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُونَ
Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah
kepada Allah agar kamu beruntung
.
Qur’an Surat Az zumar ayat 10, Jaminan
bagi yang bersabar akan disempurnakan pahalanya tanpa batas
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ
بِغَيْرِ حِسَابٍ
Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya
tanpa batas.
Melalui ayat ini kita
diajarkan agar selalu waspada dalam menghadapi perjalanan kehidupan, karena
sebuah kepastian, bahwa hidup tidak akan lurus terus, senang terus, Bahagia
terus. Tapi semua ada episode saling berganti. Maka dalam tatkala mendapat ujian kepahitan, kuncinya
sabar tiada ahir (STA) jangan sampai galau tiada akhir, kunci sabar adalah
menahan diri : Jadilah ahli sabar. Innalloha ma’shobirin
3.
Setiap manusia harus Memahami secara benar
tujuan hidupnya, terlebih bagi umat muslim, Hal ini menjadi penting karena
merupakan suatu hal yang sangat fundamental, dengan memahami tujuan hidup akan
membuat semua yang kita lakukan lebih terarah, terfokus dan kita pun bisa
terhindar dari perbuatan sia-sia. Orang yang memiliki tujuan yang jelas, walaupun
lambat jalannya, jauh lebih baik dari orang yang melakukan percepatan tapi
tidak memiliki tujuan yang benar. Walau pelan, asal istiqamah melangkah,
insyaallah ia akan sampai ke tempat tujuan. Tugas seorang hamba adalah
beribadah kepada Allah SWT. ,Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat
adz-Dzaariyat ayat 56.
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku
Dalam
menjalankan tugas ibadah Tugasnya diminta hanya untuk Meng-ikhlaskan Lillahi ta’ala.
Kebahagiaan
itu bukan pada banyaknya amal sholinya, tetapi sejauhmana kualitas ikhlasnya.
Maasyiral muslimin Jamaah
jum’ah rahimakumullah,
4.
Manusia bukan malaikat, Maka tidak bisa lepas dengan
yang namanya hilaf, salah dan dosa:
Selama
masih bernama manusia sebaik apapun pasti pernah berbuat dosa, Hal ini ditegaskan
oleh Rasûlullâh SAW dalam sabdanya :
كُلُّ
بَنِى آدَمَ خَطَّاءٌ، وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
Setiap anak Adam pasti
berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah yang
bertaubat.
Dalam
Hadist Kutsi disampaikan
يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ
عَنَانَ السَّمَاءِ ، ثُمَّ اسْتَغفَرْتَنِيْ ، غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِيْ ، يَا
ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِيْ بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ، ثُمَّ لَقِيتَنيْ
لَا تُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا ، لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابهَا مَغْفِرَةً
Wahai anak Adam ! Seandainya
dosa-dosamu setinggi langit, kemudian engkau minta ampunan kepada-Ku, niscaya
Aku mengampunimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam ! Jika engkau datang
kepadaku dengan membawa dosa-dosa yang hampir memenuhi bumi kemudian engkau
bertemu dengan-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun,
niscaya Aku datang kepadamu dengan memberikan ampunan sepenuh bumi.” [HR. at-Tirmidzi, dan beliau berkata: Hadits
ini hasan shahih].
Tentu harus taubat yang
dibenarkan, Allâh Azza wa Jalla juga berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا
إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا
Wahai
orang-orang yang beriman! Bertaubatlah kepada Allâh dengan taubat yang
semurni-murninya (ikhlas) [At-Tahrîm/66:8]
اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ
التَّوَّابِيْنَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِيْنَ
Sungguh, Allah menyukai
orang yang tobat dan menyukai orang yang menyucikan diri." (Q.S.
Al-Baqarah : 222)